
"religion
can never reform mankind because religion is slavery" Robert g. Ingersell .
Oke, balik lagi pada isu tentang agama yang disalah
kaprahkan tadi, sampai mana ya tadi? uhm... tentang kebodohan seseorang yang
dibilang keturunan nabi tadi ya? menurut saya cukup lucu aja sih segala tingkah
dan pemikirannya sebagai seorang yang mengaku paling paham tentang agama
terutama islam, tetapi bukan hal baru tentunya kasus seperti ini di Indonesia
karena segala sesuatu yang sepele bisa dengan cepat tersulut dan menjadi bom
waktu yang siap meledak kapan saja. Entah kenapa selalu seperti itu apa mungkin
dikarenakan karakter manusia Indonesia ini memang sulit untuk berpikir dan
jadinya "nrimo ing pandum" jadinya sumbu berpikirnya pendek gampang
tersulut isu yang sama sekali belum dia pahami, terutama isu keagamaan dimana
orang-orang yang sedang berkoar itu berlomba-lomba menjadi sosok heroik ala
sahabat-sahabat nabi mempertaruhkan harga diri lewat sikap non-dialektisnya dan
mengharapkan kapling tanah surga biar bisa ngewe sama 70 bidadari surga
hahaha... yah bolehlah hak mereka buat mempertahankan kegoblokannya dengan
menghitamkan dahi dan melebatkan jenggot ala mbah karl marx terserah kalo
menurut mereka itu sebuah syare'at agama silahkan asal jangan sampai segala
tuntutan tersebut menjadikan pikiran jadi buntu dan akhirnya menjadi fasis yang
dengan seenaknya mengkafirkan agama lain atau individu-individu yang berbeda
isi kepalanya. Trigger semua ini
tidak lain adalah fanatisme buta yang menjangkiti setiap pikiran orang-orang di
kita (Indonesia) entah itu dalam hal keagamaan atau dalam bentuk lain misalnya
hooliganisme dalam sepak bola atau apalah itu namanya, yang pasti segala
keterkaitan masalah yang terjadi sekarang ini bisa dirunut dari satu sumber
yaitu fanatisme buta.
"kita
itu boleh punya prinsip, asal jangan fanatik karna fanatik itu ciri orang
bodoh" KH. Ahmad Dahlan .
Fanatisme adalah sebuah penyakit superego yang sangat
akut menurut saya sendiri, dimana tidak ada satupun dialektika yang mampu
menandinginya dan fanatisme di Indonesia termasuk yang paling parah, segala
sesuatu yang secara subyektif dengan embel-embel sebungkus nasi dan beberapa
ribu rupiah mampu membuat seseorang auto-pilot seperti setelah menenggak
antidepressan 2mg campur ciu oplosan hehe... impuls bawah sadar mereka bergerak
lebih responsif saat menerima perintah tidak masuk akal terutama untuk memukul
yang bertentangan dengan ego fanatisme mereka. Jadinya, terbentuklah para
mujahid blind faith atau bisa disebut
sebagai paramiliter atau lebih kondang lagi disebut ormas a.k.a preman yang
teroganisir dan dibiayai negara dimana mereka siap jadi martir kepentingan
politik para birokrat dan mengatasnamakan diri bagian dari teokrasi absolut
yang menjanjikan kapling surga rakitan. Saya yakin bahwa islam juga tidak
sebegitunya kejam sehingga bisa menghakimi seenak jidatnya sendiri dan
menafsirkan segala sesuatu seperti zakir naik yang dipuja-puja banyak orang,
karna secara teologis islam sendiri memiliki korelasi yang cukup signifikan
dengan pembebasan (maaf, bukan saya mendiskreditkan agama lain, karna menurut
saya semua agama itu benar jika kita mampu menafsirkannya dengan pemikiran yang
jernih dan tidak anti kritik) seperti yang kita tahu pada akhirnya benang merah
dari konflik horizontal peng-kafiran agama lain selama ini adalah buatan para
birokrat yang memanfaatkan mengumpulkan simpati demi kursi kekuasaan, klasik
bukan hehehe... masih saja larinya tidak jauh dari trias politica dan sikap
machiavellian dalam politik praktis kekuasaan, i though we don’t need kinda
shit!
Di akhir kata tulisan ngalor-ngidul ini bukan bertujuan
untuk memprovoke otak kalian tapi hanya ingin mengajak kalian untuk berpikir
lebih jernih dan lebih bijak untuk menyikapi segala sesuatu, agama memang
diciptakan sebagai doktrin paten dalam hidup kalian, terserah kalian mau memilih
untuk beragam atau tidak ntetapi akan lebih baik lagi jika kalian sama-sama
mampu hidup bersama dengan penuh tanggung jawab.
Abolish fanatism, abolish state control!!!
Author: Unknown
Tidak ada komentar:
Posting Komentar