Label

Senin, 10 April 2017

[Opinion] Surga Rakitan Birokrat

Sudah beberapa bulan terakhir ini tampaknya kita semua dibuat jengah oleh blow up media massa tentang isu-isu yang berkaitan dengan agama yang salah kaprah atau dengan kata lain isu telan mentah dalil dari sudut pandang subyektif seseorang yang menasbihkan dirinya sebagai keturunan nabi hmmm... Cukup bodoh menurut saya, okelah saya bukan orang yang intens masuk dalam ranah religi atau lebih tepatnya saya skeptis pada apa yang dinamakan agama itu sendiri, karena buat saya agama tidak lebih dari sekedar doktrin murni buatan manusia yang diciptakan untuk mendomestikasi diri kita agar "takut". Tetapi, selebihnya yang tidak mungkin kita bendung dari rasa "takut" itu sendiri secara personal adalah terbentuknya karakter hipokrit atau munafik, dan itu sudah tidak mungkin lagi terhindari sejak kita mengenal dunia bermain diluar lingkungan rumah.


"religion can never reform mankind because religion is slavery" Robert g. Ingersell .

Oke, balik lagi pada isu tentang agama yang disalah kaprahkan tadi, sampai mana ya tadi? uhm... tentang kebodohan seseorang yang dibilang keturunan nabi tadi ya? menurut saya cukup lucu aja sih segala tingkah dan pemikirannya sebagai seorang yang mengaku paling paham tentang agama terutama islam, tetapi bukan hal baru tentunya kasus seperti ini di Indonesia karena segala sesuatu yang sepele bisa dengan cepat tersulut dan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Entah kenapa selalu seperti itu apa mungkin dikarenakan karakter manusia Indonesia ini memang sulit untuk berpikir dan jadinya "nrimo ing pandum" jadinya sumbu berpikirnya pendek gampang tersulut isu yang sama sekali belum dia pahami, terutama isu keagamaan dimana orang-orang yang sedang berkoar itu berlomba-lomba menjadi sosok heroik ala sahabat-sahabat nabi mempertaruhkan harga diri lewat sikap non-dialektisnya dan mengharapkan kapling tanah surga biar bisa ngewe sama 70 bidadari surga hahaha... yah bolehlah hak mereka buat mempertahankan kegoblokannya dengan menghitamkan dahi dan melebatkan jenggot ala mbah karl marx terserah kalo menurut mereka itu sebuah syare'at agama silahkan asal jangan sampai segala tuntutan tersebut menjadikan pikiran jadi buntu dan akhirnya menjadi fasis yang dengan seenaknya mengkafirkan agama lain atau individu-individu yang berbeda isi kepalanya. Trigger semua ini tidak lain adalah fanatisme buta yang menjangkiti setiap pikiran orang-orang di kita (Indonesia) entah itu dalam hal keagamaan atau dalam bentuk lain misalnya hooliganisme dalam sepak bola atau apalah itu namanya, yang pasti segala keterkaitan masalah yang terjadi sekarang ini bisa dirunut dari satu sumber yaitu fanatisme buta.

"kita itu boleh punya prinsip, asal jangan fanatik karna fanatik itu ciri orang bodoh" KH. Ahmad Dahlan .

Fanatisme adalah sebuah penyakit superego yang sangat akut menurut saya sendiri, dimana tidak ada satupun dialektika yang mampu menandinginya dan fanatisme di Indonesia termasuk yang paling parah, segala sesuatu yang secara subyektif dengan embel-embel sebungkus nasi dan beberapa ribu rupiah mampu membuat seseorang auto-pilot seperti setelah menenggak antidepressan 2mg campur ciu oplosan hehe... impuls bawah sadar mereka bergerak lebih responsif saat menerima perintah tidak masuk akal terutama untuk memukul yang bertentangan dengan ego fanatisme mereka. Jadinya, terbentuklah para mujahid blind faith atau bisa disebut sebagai paramiliter atau lebih kondang lagi disebut ormas a.k.a preman yang teroganisir dan dibiayai negara dimana mereka siap jadi martir kepentingan politik para birokrat dan mengatasnamakan diri bagian dari teokrasi absolut yang menjanjikan kapling surga rakitan. Saya yakin bahwa islam juga tidak sebegitunya kejam sehingga bisa menghakimi seenak jidatnya sendiri dan menafsirkan segala sesuatu seperti zakir naik yang dipuja-puja banyak orang, karna secara teologis islam sendiri memiliki korelasi yang cukup signifikan dengan pembebasan (maaf, bukan saya mendiskreditkan agama lain, karna menurut saya semua agama itu benar jika kita mampu menafsirkannya dengan pemikiran yang jernih dan tidak anti kritik) seperti yang kita tahu pada akhirnya benang merah dari konflik horizontal peng-kafiran agama lain selama ini adalah buatan para birokrat yang memanfaatkan mengumpulkan simpati demi kursi kekuasaan, klasik bukan hehehe... masih saja larinya tidak jauh dari trias politica dan sikap machiavellian dalam politik praktis kekuasaan, i though we don’t need kinda shit!

Di akhir kata tulisan ngalor-ngidul ini bukan bertujuan untuk memprovoke otak kalian tapi hanya ingin mengajak kalian untuk berpikir lebih jernih dan lebih bijak untuk menyikapi segala sesuatu, agama memang diciptakan sebagai doktrin paten dalam hidup kalian, terserah kalian mau memilih untuk beragam atau tidak ntetapi akan lebih baik lagi jika kalian sama-sama mampu hidup bersama dengan penuh tanggung jawab.

Abolish fanatism, abolish state control!!!

Author: Unknown






Tidak ada komentar:

Posting Komentar