Label

Rabu, 17 Mei 2017

Interview with Ravage


Yuhuuu… Ravage merupakan band asal kota dingin Batu, salah satu band yang cukup aktif di skena kota tersebut hingga saat ini, dan ini hasil ngobrol-ngobrol santai dengan mereka. Mungkin terlalu singkat tapi setidaknya bisa bermanfaat untuk menambah network kamu, silahkan berkoresponden dengan mereka langsung kalo masih penasaran. Oke, langsung saja disimak bincang-bincang kita.


Halo, apa kabar nih? boleh kenalan dulu dengan kalian yang ada di band dan sebutin posisinya masing-masing.

Ravage : boleh kak, buat  ravage sendiri ada Tedja di drum, Wulan di vocal, Agus di gitar, dan Petruk di bass.

Boleh tau kapan tepatnya Ravage terbentuk dan apakah ada perubahan line up dari Ravage sendiri dari awal terbentuknya hingga sekarang ini?

Ravage : kalo terbentuknya pada pertengahan tahun 2015. Dengan line up agus, tedja, wulan,dan terakhir ada wahyu yang mengisi kekosongan bass sampai sekarang.

Ravage sendiri membawakan konsep fast Hc/Punk yang singkat, padat, dan mantab hehe... atau saya sebut juga Powerviolence/Thrashcore ya. boleh tau apa yang meng-influence dan juga alasan Ravage untuk membawakan konsep seperti ini? karna setau saya sudah cukup jarang yang memainkan Thrashcore atau Hc/Punk laju khususnya di Malang/Batu sendiri... lalu adakah band-band lokal yang kalian rekomendasikan saat ini? 

Ravage : ya biar gak monoton di satu genre aja, karna pada dasarnya kita sama-sama menyukai musik bergenre hardcore dan pengen ngasih suasana HC yang berbeda aja khususnya pada skena di kota Batu sendiri. Banyak sih yang menginfluence dari masing-masing personil, dari band luar misalnya Black flag, Trash talk, Punch, Code orange, Infest, Gouge away, dan Full of hell. kalo band local yang kita rekomendasikan saat ini ada Flare up, Disfare, Deathwords, Mr. nice guys, juga Hellcore. 

Terus soal EP Falling Apart yang dirilis oleh Tarung Records, bisa ceritakan sedikit soal EP tersebut apa yang kalian tulis dan ceritakan di dalamnya? Juga bagaimana kalian bisa sign dengan label tersebut?

Ravage : kalau soal EPnya sendiri bercerita tentang masalah sehari-hari para personilnya, tentang bagaimana kita sign dengan Tarung records, dulu kita pernah diajak main di studio gigs di sawojajar waktu pissed off (Bandung) sedang mampir ke Malang. Sedikit menambahkan EP Falling apart juga dirilis oleh Here To Stay records (Jakarta) dan awal bulan kemarin kita keluarin sebuah EP berjudul Wicked Smoke, EP wicked smoke sendiri adalah sedikit bentuk gambaran dari realita emosi, kegalauan seseorang, dan keprihatinan pada lingkungan sekitar kita.    

Jadi bukan karena biar band ini menarik crowd karena vokalisnya cewek? Ya tau sendirilah ketika sebuah band dinaungi seorang wanita di dalamnya otomatis pasti lebih menarik crowd secara kemasan hehe…

Ravage: pada intinya ravage dibentuk memang karena kepengen explore music/genre hc/punk yang ada di kota Batu dan menghidupi skena yang sekarang hamper down khususnya di kota Batu ini. 

Kalau buat wulan sendiri sejak kapan tepatnya mulai menyukai music Hc/Punk? Dan sampai sekarang apa yang kamu rasakan ketika berada di sebuah skena yang rata-rata di dominasi oleh kaum laki-laki ini?

Ravage : (wulan) kalau aku sudah dari SMP mas hehehe… yang dirasakan ya kalau rasa takut pasti ada, dan takut diremehin gitu. Tapi lama kelamaan jadinya ya biasa.

Nah kalau pengalaman selain itu yang tidak mengenakkan pernah gak?

Ravage : (wulan) Alhamdulillah belum pernah hahaha…

Nah balik lagi soal Ravage nih, ke depannya ada rencana apa? Mungkin rilis album atau buat tour promo?

Ravage : rencana masih fokus ke materi-materi album dan insyaallah tour doakan saja semoga terlaksana.

Amin… boleh tau clue buat materi selanjutnya gak? Apakah ada sesuatu yang baru yang akan ditawarkan ?

Ravage : sound mungkin kita tetep bikin dengan tempo cepat ala Punch dan dicampur dengan aransemen special, dan bocoranya nanti akan ada featuring juga hehehe… 

Kontak :  instagram : @ravage

Soundcloud : soundcloud.com/r-a-v-a-g-e

Tidak ada komentar:

Posting Komentar